October 25, 2012

Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang



KUNJUNGAN ULANG ASUHAN ANTENATAL

Kunjungan ulang antenatal adalah
Kunjungan ulang yang dilakukan oleh ibu hamil sebagai lanjutan kunjungan awal selama selama kehamilan sampai memasuki masa persalinan.

Kunjungan ini terdiri:
Catatan riwayat dan pemeriksaan fisik yang diarahkan kepada perkembangan kondisi ibu dan janin,pemeriksaan spekulum/pelvic,laboratorium bila ada indikasi,dan penjelasan serta pengajaran yang tepat pada kebutuhan yang ibu hamil dan usia bayi.

Pencatatan kunjungan ulang ini bertujuan untuk :
  1. Mengenalkan bidan kembali dengan temuan-temuan,masalah serta aspek-aspek yang berkaitan dengan wanita tersebut.
  2. Mengevaluasi data dasar
  3. Mengevaluasi keseluruhan dan efektivitas penatalaksanaan terdahulu.

Kartu kunjungan ulangan :
Mengkaji kembali catatan sebelumnya untuk mendapatkan informasi sbb:
  1. Nama
  2. Umur
  3. Paritas
  4. Usia kehamilan
  5. Temuan bermakna dari :
-          Riwayat obstetric
-          Riwayat medis lampau dan perawatan utama
-          Riwayat keluarga
-          Riwayat kehamilan sekarang
-          Pemeriksaan fisik awal
-          Pemeriksaan panggul
  1. Masalah yang telah diidentifikasi,pengobatan dan evaluasi
  2. Kecemasan
  3. Obat-obat khusus,pengobatan dan persyaratan diet yang saat ini harus dipenuhi ibu hamil tersebut
  4. Laporan-laporan laboratorium:
-          Normalitas hasil-hasil
-          Perlu untuk mengulangi tes-tes laboratorium

Riwayat
            Riwayat kunjungan ulang di rancang  untuk mendeteksi atau indikasi subjektif dari komplkasi terakhirnya.ibu hamil tersebut ditanyakan tentang hal-hal sebagai berikut:Kecemasan,keluhan,pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang dialami:
  1. Sakit kepala
  2. Gangguan penglihatan
  3. Pusing
  4. Demam/kedinginan
  5. Mual/muntah
  6. Gerakan janin,jika memungkinkan
  7. Nyeri perut/kontraksi
  8. Sakit pinggang
  9. Disuria
  10. Keluarnya cairan vagina
  11. Perdarahan vagina
  12. Konstipasi
  13. Varises
  14. Kram kaki
  15. Oedema ( pergelangan kaki,wajah,tangan )
  16. Paparan terhadap penyakit infeksi
  17. Penggunaan obat-obat selain yang dianjurkan
  18. Perubahan-perubahan hubungan
  19. Perawatan medis sejak kunjungan terakhir

Pemeriksaan Fisik
Pada setiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikut ini dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda komplikasi.
  1. Berat badan
  2. Tekanan darah
  3. Pemeriksaan abdomen:
-          Letak, presentase, posisi jika usia kehamilan 32 minggu atau lebih
-          Pengukuran tinggi fundus
-          DJJ
  1. Pemeriksaan ekstremitas atas untuk oedema jari tangan
  2. Pemeriksaan ekstremitas bawah :
-          Oedema pergelangan kaki
-          Refleks tendon

 PEMERIKSAAN Abdomen
1.    Pemeriksaan leopold I, untuk menentukan bagian janin yang berada dalam fundus uteri.
Petunjuk cara pemeriksaan :
Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kearah kepala pasien. Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti bentuk uterus. Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran konsistensi dan gerakan janin. Tentukan bagian janin mana yang terletak di fundus.
Hasil: jika kepala janin yang nerada di fundus, maka palpasi akan teraba bagian bulat, keras dan dapat digerakkan (balotemen). Jika bokong yang terletak di fundus,maka pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus terasa penuh. Pada letak lintang palpasi didaerah fundus akan terasa kosong.

2. Pemeriksaan Leopold II, untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus.
Petunjuk pemeriksaan :
pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien, menghadap kepala pasien. Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua sisi. Secara perlahan geser jari-jari dari satu sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi mana terletak pada sisi mana terletak punggung, lengan dan kaki.

Hasil : bagian bokong janin akan teraba sebagai suatu benda yang keras pada beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,sedangkan bila teraba adanya bagian – bagian kecil yang tidak teratur mempunyai banyak tonjolan serta dapat bergerak dan menendang, maka bagian tersebut adalah kaki, lengan atau lutut. Bila punggung janin tidak teraba di kedua sisi mungkin punggung janin berada pada sisi yang sama dengan punggung ibu (posisi posterior) atau janin dapat pula berada pada posisi dengan punggung teraba disalah satu sisi.

3. Pemeriksaan Leopold III, untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah.
Petunjuk cara memeriksa:
dengan lutut ibu dalam posisi fleksi, raba dengan hati-hati bagian bawah abdomen pasien tepat diatas simfisis pubis. Coba untuk menilai bagian janin apa yang berada disana. Bandingkan dengan hasil pemeriksaan Leopold.

bila bagian janin dapat digerakkan kearah cranial ibu, maka bagian terbawah dari janin belum melewati pintu atas panggul. Bila kepala yang berada diabagian terbawah, coba untuk menggerakkan kepala. Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka kepala sudah “engaged” bila tidak dapat diraba adanya kepala atau bokong, maka letak janin adalah melintang.

4. Pemeriksaan Leopold IV, untuk menentukan presentasi dan “engangement”.
Petunjuk dan cara memeriksa :
Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu. Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi. Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan coba untuk menekan kearah pintu atas panggul
Hasil: pada dasarnya sama dengan pemeriksaan Leopold III, menilai bagian janin terbawah yang berada didalam panggul dan menilai seberapa jauh bagian tersebut masuk melalui pintu atas panggul.

5. Pemeriksaan denyut jantung janin.
Denyut jantung janin menunjukkan kesehatan dan posisi janin terhadap ibu. Dengarkan denyut jantung janin (DJJ) sejak kehamilan 20 minggu. Jantung janin biasanya berdenyut 120-160 kali permenit. Tanyakan kepada ibu apakah janin sering bergerak, katakana pada ibu bahwa DJJ telah dapat didengar. Mintalah ibu segera bila janinnya berhenti bergerak. Bila sampai umur kehamilan 28 minggu denyut jantung janin tidak dapat didengar atau denyutnya lebih dari 160 atau kurang dari 120 kali permenit atau janinnya berkurang gerakannya atau tidak bergerak, maka ibu perlu segera dirujuk.

 Apabila ibu berencana untuk menyusui ibu membutuhkan evaluasi/pemeriksaan ulang pada putting susu ibu pada usia kehamilan 36 minggu untuk memastikan kebutuhan terhadap tindakan-tindakan untuk kondisi putting susu.

Pemeriksaan Pelvic
Setelah pemeriksaan awal bidan melakukan sebagian atau seluruh komponen-komponen berikut ini dari pemeriksaan panggul sebagaimana indikasinya :
  1. Jika hamil tersebut mengeluh tentang keluarnya cairan vagina
-          Periksalah tanda –tanda infeksi vagina
-          Evaluasi pengobatan untuk infeksi vagina
-          Ulangi papsmear jika perlu
-          Pastikan ada tidaknya KPD
  1. Lakukan pelvimetri klinik pada akhir trimester ketiga.jika panggul perlu dievaluasi kembali.
  2. Lakukan pemeriksaan vagina jika ibu hamil memiliki tanda-tanda atau gejala persalinan kurang bulan untuk menilai :
-          Penipisan
-          Pembukaan
-          Status ketuban
-          Masuknya kepala janin

Pemeriksaan Laboratorium
  1. Protein urine: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penipisan rutin protein urine merupakan cara efektif mendeteksi pre eklamsi
  2. Glukosa : ibu hamil harus diperiksa terhadap kemungkinan diabetes

Penanganan
            Pengumpulan data dasar melalui riwayat,pemeriksaan fisik dan panggul,laboratorium merukan langkah pertama dalam proses penatalaksanaan. Langkah-langkah lainnya dari penangan tergantung pada data dasar dan intervensinya mencakup :
Menentukan normalitas :
  1. Membedakan ketidak nyamanan umum dari kehamilan dengan kemungkinan komplikasi.
  2. Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala kemungkinan menyimpang dari yang normal atau komplikasi
  3. Mengidentifikasi hal-hal yang mungkin menjadi kebutuhan keluarga

Antisipasi masalah-masalah potensial hal penting dalam pengembangan rencana perawatan yang komprehensif.Evaluasi kebutuhan terhadap intervensi segera dari bidan atau dokter dan untuk konsultasi atau penatalaksanaan kerjasama dengan para perawat kesehatan.Bila terdapat penyimpangan dari normal dengan atau tanda situasi gawat darurat.

Pengembangan rencana perawatan menyeluruh mencakup komponen-komponen berikut:
  1. Penetapan kebutuhan untuk pengujian laboratorium
  2. Menentukan kebutuhan konsultasi dengan bidan/ dokter
  3. Penentuan kebutuhan akan re evaluasi diserta intervensi
  4. Penentuan apa langkah-langkah instruksional untuk memenuhi kebutuhan
  5. Penentuan kebutuhan akan pengurangan rasa ketidak nyamanan serta pengobatannya.
  6. Penentuan akan kebutuhan obat-obatan
  7. Penentuan akan kebutuhan konsultasi
  8. Penentuan kebutuhan akan adanya seseorang yang lebih aktif menemani 
  9. Penentuan kebutuhan konseling atau penyuluhan.

0 comments:

Post a Comment

Thanks guys for all of your comments. I really appreciate it. I hope my posts useful or entertaining you. The comments that are educating / suggest / critics would be mean a lot for me, but dont say rude, yaa! :)

 
Blogger Template by Leelou | Redesign with hard work by MOI! :D