October 25, 2012

Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester I, II, III


1.  SUPPORT KELUARGA
Trimester I
      Dengan adanya estrogen dan progesterone yang meningkat akan menyebabkan timbulnya rasa mual pada pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Pada awal kehamilan pusat pikiran ibu berfokus pada diri sendiri dan pada realitas awal kehamilan itu sendiri. Ibu selalu mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Anak dipandang sebagai bagian dari seseorang dan kebanyakan wanita berpikir bahwa janinnya tidak nyata selama awal kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. Hasrat untuk melakukan hubungan sex berbeda-beda  tiap individu.
      Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena konsepsi merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasinya berdasarkan kebutuhan masing-masing. Keluarga dapat memberikan dukungan dengan memberi pengertian bahwa perubahan yang terjadi merupakan hal yang normal dapat terjadi pada setiap ibu hamil. Bertukar pengalaman yang menyenangkan dapat memberi gambaran bahwa kehamilan dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan.
      Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya adalah ayah sang anak (Richardson, 1983). Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangannya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas (Grossman, at all.1980). Ada dua kebutuhan utama ibu hamil yang dibutuhkan  selama ia hamil (Richardson, 1983) yaitu menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai dan merasa yakin akan penerimaan paangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi ke dalam keluarga. Rubin (1975) menyatakan bahwa wanita hamil harus memastikan  tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga untuk anggota baru tersebut.
      Suami dapat memberikan dukungan dengan mengerti danmemahami setiap perubahan yang terjadi pada istrinya, memberikan perhatian dengan penuh kasih saying dan berusaha untuk meringankan beban kerja istri. Sebagai tenaga kesehatan dapat memberi dukungan dengan menjelaskan dan meyakinkan pada ibu bahwa apa yang terjadi padanya adalah sesuatu yang normal, sebagian besar wanita merasakan hal yang serupa pada trimester I. Membantu ibu untuk memahami setiap perubahan yang terjadi padanya baik fisik maupun psikologis. Yakinkan bahwa kebanyakan ibu akan mulai merasa lebih baik dan berbahagia pada trimester II.

Trimester II
      Trimester II biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi dan rasa tidak   nyaman pun telah berkurang. Perut ibu pun belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu sudah merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester I dan merasakan meningkatnya libido.
      Dukungan yang dapat diberikan oleh keluarga atau suami pada trimester ini adalah bersama-sama dengan ibu untuk merencanakan persalinan, ikut mewaspadai adanya komplikasi dan tanda-tanda bahaya dan bersama-sama mempersiapkan suatu rencana apabila terjadi komplikasi.
      Karena ibu merasa lebih sehat dan menginginkan kehamilannya, petugas kesehatan dapat memberikan dukungan dengan mengajarkan kepada ibu tentang nutrisi, pertumbuhan bayi, tanda-tanda bahaya, rencana kelahiran dan rencana kegawat daruratan karena saat ini merupakan waktu dan keempatan yang paling tepat.

Trinester III
      Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada, sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu terhadap bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir anaknya akan lahir sewaktu-waktu. Hal tersebut meningkatkan kewaspadaan terhadap timbulnya tanda dan gejala persalinan. Seringkali ibu merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari benda atau orang yang dianggapnya dapat membahyakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul sewaktu melahirkan.
      Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ini dan banyak ibu yang merasa dirinya jelek dan aneh. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil.
      Keluarga dan suami dapat memberikan dukungan dengan memberikan keterangan tentang persalinan yang akan ibu lalui dan itu hanya masalah waktu saja. Tetap memberikan perhatian dan semangat pada ibu selama menunggu persalinannya. Bersama-sama mematangkan persiapan persalinan dengan tetap mewaspadai komplikasi yang mungkin terjadi.
      Sebagai seorang petugas  kesehatan dapat memberikan dukungan dengan memberikan penjelasan bahwa yang dirasakan oleh ibu adalah normal. Kebanyakan ibu memiliki perasaan dan kekhawatiran yang serupa pada trimester ini. Menenangkan ibu dengan mengatakan bahwa bayinya saat ini merasa senang berada dalam perut dan tubuh ibu secara alamiah akan menyiapkan kelahiran bayi. Apabila terjadi ketegangan atau kontraksi bukan berarti bayi akan segera lahir. Membicarakan kembali dengan ibu bagaimana tanda-tanda persalinan yang sebenarnya. Menenangkan ibu dengan menyatakan bahwa setiap pengalaman kehamilan bayi adalah unik dan meyakinkan bahwa kita sebagai bidan akan selalu berada bersama ibu untuk melahirkan bayinya.


2.  SUPPORT TENAGA KESEHATAN
v  Mempelajari keadaan lingkungan ibu hamil
Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuntungan, perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan  depresi dan perlu penanggulangan. Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan.

v  Informasi dan pendidikan kesehatan
ü  Mengurangi pengaruh yang negatif
Kecemasan dan ketakutan erring ditimbulkan oleh cerita-cerita yang menakutkan   mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisiologi kehamilan dan persalinan kepada ibu hamil.
ü    Memperkuat pengaruh yang positif
Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan tentang kebahagiaan  akan mempunyai anak yang diinginkan dan dinantikan.
ü  Menganjurkan latihan fisik seperti senam hamil untuk memperkuat otot-otot dasar panggul, melatih pernapasan, teknik mengedan yang baik dan latihan relaksasi.

v  Adaptasi pada lingkungan tempat  bersalin
Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi seperti memperkenalkan ruang  bersalin, alat-      alat kebidanan dan tenaga kesehatan

3.  RASA AMAN DAN NYAMAN
      Selama kehamilan mungkin ibu mengeluhkan bahwa ia mengalami berbagai ketidaknyamanan, walaupun bersifat umum dan tidak mengancam keselamatan jiwa, tapi ketidaknyamanan tersebut dapat menyulitkan ibu. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus mendengarkan keluhan ibu, membicarakan tentang berbagai macam keluhan dan membantunya mencari cara untuk mengatasinya sehingga ibu dapat menikmati kehamilannya dengan aman dan nyaman. Keluarga dapat memberikan perhatian dan dukungan sehingga ibu merasa aman dan tidak sendiri dalam menghadapi kehamilannya.
      Untuk menyiapkan rasa nyaman dapat ditempuh dengan senam untuk memperkuat otot-otot, mengatur posisi duduk untuk mengatasi nyeri punggung akibat semakin membesar kehamilannya, mengatur berbagai sikap tubuh untuk meredakan nyeri dan pegal, sikap berdiri yang membuat bayi leluasa, melatih sikap santai untuk menenangkan pikiran dan tubuh, melakukan relaksasi sentuhan dan teknik pemijatan.

Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi pada kehamilan :
Trimester I
ü  Diare
ü  Dapat dikurangi/dicegah dengan cairan pengganti, hindari makanan berserat tinggi, makan sedikit namun sering
ü  Nocturia, dapt dikurangi/dicegah denagn penjelasan tentang sebab-sebabnya, kosongkan saat terasa dorongan untuk BAK, perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum malam hari kecuali sangat mengganggu
ü  Striae di perut
ü  Gatal-gatal, dapat dikurangi/dicegah dengan menggunakan kompres, oatmeal
ü  Hidung tersumbat/berdrah
ü  Ngidam
ü  Kelelahan
ü  Kemerahan di telapak tangan
ü  Keputihan
ü  Berkeringat
ü  Ptyalism
ü  Mual dan muntah
ü  Sakit kepala
ü  Spider nevi

Trimester II
ü  Chloasma Gravidarum
ü  Diare
ü  Edema
ü  Gatal-gatal
ü  Gusi berdarah
ü  Hemoroid
ü  Sulit tidur
ü  Kemerahan pada telapak tangan
ü  Keputihan
ü  Berkeringat
ü  Konstipasi
ü  Kramp pada kaki
ü  Mati rasa dan rasa geli pada jari tangan dan kaki
ü  Sesak napas
ü  Nyeri ligamentum
ü  Panas dalam
ü  Perut kembung
ü  Pusing
ü  Sakit kepala
ü  Sakit punggung atas dan bawah
ü  Varises pada kaki/vulva

Trimester III
ü  Diare
ü  Edema
ü  Nocturia
ü  Gatal-gatal
ü  Hemoroid
ü  Keputihan
ü  Berkeringat
ü  Konstipasi
ü  Mati rasa dan geli

4.  PERSIAPAN MENJADI ORANG TUA
      Kelahiran dapat pula disebut sebagai suatu keajaiban karena dalam waktu sembilan bulan terbentuklah suatu makhluk hidup baru dari sebuah sel yang besarnya tidak lebih dari sebutir pasir. Peristiwa ini membuat pasangan suami istri berubah status menjadi orang tua dan mengalami berbagai kejadian berarti dalam hidupnya. Kegembiraan dan kesedihan akan lebih mempererat hubungan diantara keduanya.
      Mengandung merupakan waktu yang paling mencemaskan bagi ibu apalagi ketika menunggu saat kelahiran dan ini dapat diperingan dengan mendiskusikan semua kecemasan yang dirasakan dengan pasangan, keluarga dan tenaga kesehatan. Memamg ketika mengetahui bahwa diri hamil akan terasa mengejutkan, namun diperlukan persiapan untuk menjadi orang tua sedini mungkin, diantaranya :
ü  Bersama-sama dengan pasangan selama kehamilan dan saat melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik tentang setiap kejadian yang dialami.
ü  Berdiskusi dengan pasangan tentang apa yang akan dilakukan untuk menghadapi status sebagai orang tua, seperti : akomodasi bagi calon bayi, menyiapkan tambahan penghasilan, bagaimana nanti apabila nanti bila tibanya saat ibu harus kembali bekerja, apa saja yang diperlukan untuk merawat bayi, dll.
      Hubungan ini dapat memeprkokoh perasaan diantara pasangan, bahwa memiliki bayi berarti saling membagi tuga. Yang tidak kalah penting adalah persiapan  psikologis dalam menghadapi perubahan status dari hanya hidup berdua dengan pasangan, sekarang ada anggota baru dalam keluarga. 

5.  PERSIAPAN SIBLING
      Jika memutuskan untuk mempunyai bayi lagi, kekuatan dari ikatan batin antara ibu dan anak pertama akan terbukti sangat penting. Anak-anak yang lebih tua, yang telah membentuk semacam independensi dan ikatan batin yang kuat biasanya tidak begitu merasa terancam oleh kedatangan bayi baru daripada anak-anak yang belum mencapai kekuatan ikatan batin yang sama. Anak-anak berusia 3 tahun atau lebih akan cenderung menunggu-nunggu kelahiran seorang bayi baru, sedangkan anak-anak yang lebih muda mungkin merasa cemas menantikan peristiwa kelahiran adiknya.
      Kenyataannya semua anak merasa teraancam oleh kedatangan seorang bayi baru, meskipun dengan derajat yang berbeda-beda, baik selama kehamilan maupun setelah kelahiran dan perlu diyakini bahwa ibu masih mencintai mereka. Untuk mempersiapkan sang kakak dalam menerima kehadiran adiknya dapat dilakukan dengan cara :
ü  Ceritakan mengenai calon adik yang disesuaikan dengan usia dan kemampuannya untuk memahami, tapi tidak pada usia kehamilan muda karena anak akan cepat bosan
ü  Jangan sampai dia mengetahui tentang calon adiknya dari orang lain
ü  Biarkan dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya
ü  Gunakan gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi
ü  Sediakan buku yang menjelaskan dengan mudah tentang kehamilan, persalinan dan perawatan bayi
ü  Menunjukkan foto anak semasa bayi, sehingga dapat membantunya membayangkan kecilnya tubuh adiknya.
ü  Mengajaknya menengok teman yang sedang memiliki bayi, sehingga anak dapat menyentuhnya dan melihat bagaimana bayi disusui, diganti pakaiannya dan dimandikan. Baik anak laki-laki atau perempuan dapat menggunakan boneka untuk memperagakannya di rumah.
ü  Biarkan sang kakak membantu menyiapkan kamar dan pakaian calon adiknya
ü  Bila akan menggunakan kamar sang kakak, siapkan beberapa bulan sebelumnya agar tidak merasa tersisihkan
ü  Yakinkan bahwa ibu tetap mencintainya setelah adiknya lahir
ü  Apabila bayi kembar atau cacat maka persiapkan sedinimungkin sang kakak untuk lebih mandiri
ü  Bila anak sudah cukup besar ajarkan cara memakai dan melepas baju sendiri, makan ataupun membantu untuk membawakan sesuatu agar anak mandiri ketika bersalin
ü  Memperkenalkan pengasuh
ü  Beri kesempatan suami untuk turut mengurusinya agar anak sadar bahwa bukan hanya ibu yang dapat menyiapkan makanannya atau menemani tidurnya tetapi ayah juga bias
ü  Perlihatkan cinta pada anak tertua
ü  Apabila sang kakak mengatakan ketidaksukaan pada sang adik, maka jangan panic
ü  Tidak boleh memberikan kesan bahwa ada hal yang mungkin anak rasakan tapi tidak dapat dibicarakan
ü  Tetapkan jadwal mandi dan waktu tidur bersama-sama dengan anak beberapa bulan sebelum tiba saat melahirkan sehingga anak terbiasa dengan rutinitas yang terjadi setelah melahirkan
ü  Jika punya kesempatan mulailah menempatkan anak dalam kelompok bermain sebelum bayi lahir
ü  Upayakan waktu berjauhan dengan anak sesingkat mungkin agar anak merasa tidak diabaikan
ü  Ajaklah anak untuk mengunjingi adiknya di RS dengan memastikan bahwa ibu tidak sedang menyusui tetapi biarkan bayi tetap di boksnya
ü  Ketika anak mengunjungi adiknya di RS tunjukkanlah perhatian pada anak dan katakanlah bahwa ibu sangat rindu padanya atau berikan hadiah  kecil dari adiknya.

0 comments:

Post a Comment

Thanks guys for all of your comments. I really appreciate it. I hope my posts useful or entertaining you. The comments that are educating / suggest / critics would be mean a lot for me, but dont say rude, yaa! :)

 
Blogger Template by Leelou | Redesign with hard work by MOI! :D